Selasa, 31 Mei 2011

mungkinkah,...? ini media /transportasi nabi muhammad s.a.w. ketika isra mi'raj

http://senapelan.blogspot.com
   
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ   
17.1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.          




    isra miraj menyimpang misteri sains. Kecepatan geraknya melebihi gerak cahaya. Nabi menembus masa depan di mana beliau mendengar suara-suara penduduk neraka di masa depan, yang sebenarnya saat ini masih kosong penghuni. Beliau juga mendengar suara tapak kaki Bilal bin Rabah di surga padahal Bilal masih berada di Medinah.
Nabi melesat bersama dengan Jibril di tunggangan surgawi disebut Buraq. Melewati kumpulan galaksi yang membentang dalam kemahaagungan. Padahal itu cuma bagian kecil dari keluasan jagad semesta.
Galaksi  adalah kumpulan bintang, yang lebih besarnya lagi adalah kumpulan galaksi yang disebut bimaksakti, adalagi kumpulan bimasakti dst. Itu semua baru langit tingkat pertama. Kata nabi perumpamaan dunia/bumi ini dengan langit pertama adalah seperti cincin diletakkan di tengah padang pasir yg sangat luas, demikian juga perumpamaan langit kedua dengan ketiga adalah seperti cincin di tengah padang pasir yang sangat luas, juga begitu seterusnya sampai langit ketujuh.
Belum lagi langit pertama  ini terus mengembang sampai detik ini.
Nabi melintasi ke tujuh langit itu dan melintasi neraka dan surga.
Berikut lintasan-lintasan yang dilalui nabi:
Mekkah
Palestina
Langit satu (ketemu adam)
Langit kedua , 3,4, sampai 7 dan tiap langit ketemu nabi2 agung.
Baitul makmur, yang berada di atas langit ketujuh (sebuah mesjid yang dimasuki 70.000 malaikat setiap hari dan tak pernah keluar sampai kiamat)
Neraka (Nabi melihat sejumlah kecil bentuk siksaan dan bentuk manusia di dalamnya, “aku melihat ke dalam neraka dan mendapati sebagian besar penghuninya adalah…”)
Surga (dengan 8 tingkatannya, nabi berkeliling  sebentar dan disapa para malaikat dan bidadari yang bergerombol “sumsum betis bidadari itu terlihat bersinar dari balik  70 lapis pakainnya” )
Sidratul muntaha (tempat loh mahfuz berada di mana segala kejadian lalu dan mendatang tertulis apik di sini “Hai pena menulislah, apa yang harus aku tulis, tulislah segala kejadian”)
Laut/air (ketika banjir nuh, sebagian air dari laut langit ini diutus ke kaum Nuh)
Arshy (sebuah singgasana agung yang dipikul oleh para malaikat sepanjang masa alam semesta)
Gerbang arshi (di sinilah Jibril berhenti dan tak punya wewenang untuk masuk)
Allah (”dan Dia bersemayang di atas Arshy Yang Agung”)
Nabi melihat Allah di sini dengan mata kepalanya sendiri (”Dia Allah azza wajalla meletakkan tangan kananNya di dada kiriku, dan seketika aku bisa melihat segala rahasia ilahi, terbentang nyata di hadapanku.”)
Nabi lalu pulang, melintasi kembali jalur jalur akherat itu dan sesekali disapa oleh nabi-nabi agung.
“Hei Muhammad ingatkan manusia, surga itu subur, dan tanamanya  adalah zikir” teriak nabi Ibrahim di langit keempat. Dia bersama para bayi-bayi dan anak-anak yang meninggal sebelum balig.
Hikmah isra’ mi’raj adalah pembukaan rahasia kehidupan semesta yang mana manusialah sebagai orientasinya. Perjalanan yang tak pernah henti, esok adalah tujuan, tak berujung, abadi dalam kesengsaraan atau sebaliknya dalam kebahagiaan.

1 komentar:

  1. حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ قَالَ سَمِعْتُ مَنْصُورًا عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ قَالَ حَدَّثَنِي الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ وَقُلْ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ فَقُلْتُ أَسْتَذْكِرُهُنَّ وَبِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ قَالَ لَا وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

    60.8/5836. Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Mu'tamir dia berkata; saya mendengar Manshur dari Sa'd bin Ubaidah dia berkata; telah menceritakan kepadaku Al Barra` bin 'Azib radliallahu 'anhuma dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Apabila kamu hendak tidur, maka berwudlulah sebagaimana kamu berwudlu untuk shalat. Setelah itu berbaringlah dengan miring ke kanan, dan ucapkanlah: 'ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSI ILAIKA WAFAWADLTU AMRII ILAIKA WA ALJA`TU ZHAHRI ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA MALJA`A WALAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AMANTU BIKITAABIKA ALLADZII ANZALTA WA BINABIYYIKA ALLADZII ARSALTA (Ya AIlah ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada tempat berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus).' Apabila kamu meninggal (pada malam itu) maka kamu mati dalam keadaan fitrah (suci). Dan jadikan bacaan tersebut sebagai penutup ucapanmu (menjelang tidur).' Maka aku berkata; 'Apakah saya menyebutkan; 'Saya beriman kepada Rasul-Mu yang telah Engkau utus? ' Beliau menjawab: 'Tidak, namun saya beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus.'

    BalasHapus